Profil Desa Depok

Ketahui informasi secara rinci Desa Depok mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Depok

Tentang Kami

Profil Desa Depok, Kalibawang, Wonosobo. Kenali perannya sebagai pusat agribisnis pembibitan tanaman kayu utama seperti albasia dan jabon, serta dinamika kewirausahaan agraris yang inovatif dan menjadi penopang ekonomi regional.

  • Pusat Agribisnis Pembibitan

    Desa Depok merupakan salah satu sentra pembibitan (persemaian) tanaman terpenting di Wonosobo, khususnya untuk bibit tanaman kayu keras bernilai ekonomi tinggi seperti Albasia (Sengon) dan Jabon.

  • Motor Rantai Pasok Agraris

    Desa ini tidak hanya berperan sebagai produsen hasil akhir, tetapi juga sebagai motor penggerak di hulu rantai pasok agraris, menyediakan bibit berkualitas bagi para petani dan pengusaha perkebunan di berbagai daerah.

  • Kewirausahaan Agraris yang Berkembang

    Perekonomian desa ditopang oleh semangat kewirausahaan warganya yang telah mentransformasikan keahlian hortikultura menjadi sebuah bisnis yang terorganisasi, dari seleksi benih hingga pemasaran bibit.

XM Broker

Di tengah hamparan Kecamatan Kalibawang, Wonosobo, yang dikenal sebagai lumbung buah dan rempah, terdapat sebuah desa yang memainkan peran berbeda namun tak kalah vital. Desa Depok bukanlah desa penghasil panen, melainkan desa pencipta awal mula panen itu sendiri. Di sinilah, di pekarangan-pekarangan rumah dan lahan-lahan yang tertata rapi, jutaan kehidupan baru dimulai. Desa Depok adalah sebuah pusat agribisnis yang dinamis, sebuah inkubator raksasa di mana warganya adalah para wirausahawan agraris yang terampil dalam memproduksi bibit tanaman berkualitas, menjadi pemasok utama bagi denyut nadi ekonomi hijau di Wonosobo dan sekitarnya.

Dari "Padepokan" Sunyi Menjadi Pusat Ekonomi Dinamis

Nama "Depok" dalam tradisi Jawa sering kali merujuk pada sebuah padepokan, yaitu tempat pertapaan atau pusat kegiatan spiritual yang sunyi dan terpencil. Sejarah lisan desa mengindikasikan bahwa wilayah ini di masa lalu merupakan sebuah tempat yang tenang, mungkin menjadi lokasi peristirahatan atau permukiman kecil yang jauh dari keramaian. Kontras antara asal-usul nama yang menyiratkan ketenangan dengan realitas desa saat ini yang begitu dinamis secara ekonomi adalah sebuah narasi transformasi yang menarik.Desa Depok telah berevolusi dari sebuah "pertapaan" yang sunyi menjadi sebuah "pabrik" bibit yang sibuk. Ketenangan masa lalu kini telah berganti dengan kesibukan warga mempersiapkan media tanam, menyemai benih dan melayani para pembeli yang datang dari berbagai penjuru. Transformasi ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan inovasi masyarakatnya, yang berhasil menemukan dan mengembangkan ceruk ekonomi yang sangat strategis dan berkelanjutan.

Geografi dan Demografi: Di Jalur Strategis Tepian Bogowonto

Desa Depok terletak di lanskap perbukitan rendah yang subur di Kecamatan Kalibawang, pada ketinggian rata-rata 300-500 meter di atas permukaan laut. Posisinya sangat strategis karena dilintasi oleh jalur transportasi yang menghubungkan pusat kecamatan dengan desa-desa lain, serta menuju ke kabupaten tetangga. Aksesibilitas ini menjadi faktor kunci yang mendukung keberhasilan bisnis pembibitannya. Selain itu, kedekatannya dengan aliran Sungai Bogowonto menjamin ketersediaan sumber air yang vital untuk kegiatan persemaian.Secara administratif, Desa Depok memiliki luas wilayah sekitar 375 hektare. Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Karangsambung

  • Berbatasan dengan Desa Tempursari

  • Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Purworejo

  • Berbatasan dengan Desa Kalikarung

Berdasarkan data kependudukan per September 2025, jumlah penduduk Desa Depok diperkirakan sekitar 5.200 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.386 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar keluarga di desa ini terlibat dalam agribisnis pembibitan, menjadikannya sebagai keahlian komunal yang diwariskan.

Pusat Pembibitan Tanaman: Jantung Rantai Pasok Agraris

Pilar ekonomi yang membuat Desa Depok unik adalah industri pembibitan tanamannya. Pemandangan di sepanjang jalan dan pekarangan rumah di desa ini bukanlah kebun buah yang rimbun, melainkan hamparan polibag hitam yang tak terhitung jumlahnya, berisi bibit-bibit tanaman yang siap tumbuh. Mereka adalah pemasok di tingkat hulu dalam rantai agribisnis.Spesialisasi utama mereka adalah bibit tanaman kayu keras yang cepat tumbuh dan memiliki nilai investasi tinggi, antara lain:

  • Albasia (Sengon): Merupakan komoditas utama. Bibit albasia dari Depok dikenal memiliki kualitas baik dan menjadi incaran para petani kayu di seluruh Jawa Tengah.

  • Jabon: Jenis kayu lain yang juga populer untuk investasi karena pertumbuhannya yang cepat.

  • Bibit Buah-buahan: Selain kayu, banyak warga juga mengembangkan pembibitan tanaman buah unggulan seperti durian, alpukat, dan kelengkeng, sering kali dengan teknik okulasi atau sambung pucuk untuk menjamin kualitasnya.

Proses bisnis ini menuntut keahlian hortikultura yang tinggi, mulai dari pemilihan benih unggul, peracikan media tanam yang subur, teknik penyemaian yang benar, hingga perawatan intensif untuk melindungi bibit dari hama dan penyakit.

Kewirausahaan Agraris di Tingkat Desa

Masyarakat Desa Depok bukanlah petani pasif yang hanya menanam dan menunggu panen. Mereka adalah para wirausahawan agraris yang aktif. Keberhasilan industri pembibitan ini didorong oleh jiwa kewirausahaan yang kuat:

  • Orientasi Pasar: Para pengusaha bibit di Depok sangat peka terhadap permintaan pasar. Mereka tahu kapan harus memperbanyak bibit jenis tertentu berdasarkan tren investasi kayu atau buah yang sedang populer.

  • Manajemen Produksi: Mereka harus mampu mengelola siklus produksi yang berkelanjutan, memastikan ketersediaan bibit dalam berbagai ukuran untuk memenuhi permintaan yang berbeda-beda.

  • Jaringan Pemasaran: Pemasaran tidak hanya dilakukan secara konvensional di lokasi, tetapi banyak juga yang telah merambah dunia digital, menawarkan bibit mereka melalui media sosial dan marketplace online, menjangkau pembeli dari luar pulau.

Model ekonomi ini menciptakan kemandirian dan memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan hanya menjual hasil panen akhir.

Ekonomi Pendukung dan Pertanian Tradisional

Geliat industri pembibitan di Desa Depok secara otomatis menciptakan ekosistem ekonomi pendukung. Muncul usaha-usaha baru seperti penjualan polibag, pupuk, sekam, dan media tanam lainnya. Jasa transportasi untuk mengangkut ribuan bibit ke lokasi pembeli juga menjadi sumber pekerjaan yang penting. Di samping itu, pertanian tradisional untuk ketahanan pangan tetap berjalan. Di lahan-lahan yang tidak digunakan untuk pembibitan, warga masih menanam padi, jagung, dan singkong untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Tantangan Agribisnis dan Keberlanjutan Lingkungan

Di balik kesuksesan agribisnisnya, Desa Depok menghadapi serangkaian tantangan yang spesifik.

  • Tantangan Pasar dan Produksi: Persaingan dengan sentra pembibitan lain, serangan hama dan penyakit yang dapat merusak stok bibit dalam jumlah besar, serta menjaga kepercayaan pelanggan melalui kualitas bibit yang konsisten adalah tantangan harian.

  • Isu Lingkungan: Penggunaan polibag plastik dalam jumlah masif menjadi isu limbah yang serius. Diperlukan inovasi untuk mencari alternatif wadah bibit yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, pengambilan media tanam (tanah) dalam skala besar perlu dikelola dengan bijak agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.

  • Kebutuhan akan Inovasi Berkelanjutan: Pasar agribisnis sangat dinamis. Para pengusaha bibit di Depok harus terus belajar dan berinovasi, misalnya dalam teknik perbanyakan tanaman (seperti kultur jaringan) atau dalam menemukan varietas-varietas baru yang lebih unggul.

Sebagai kesimpulan, Desa Depok adalah sebuah contoh cemerlang tentang bagaimana sebuah desa dapat menemukan dan mendominasi sebuah ceruk pasar yang vital dalam sektor agraris. Desa ini telah bertransformasi dari sebuah pemukiman yang mungkin dulunya sunyi menjadi sebuah pusat kewirausahaan yang dinamis. Mereka tidak hanya menanam pohon, tetapi mereka menanam investasi dan masa depan bagi ribuan petani lainnya. Desa Depok adalah bukti bahwa akar dari kemakmuran agraris sering kali dimulai dari sebuah bibit kecil yang dirawat dengan ilmu, kerja keras, dan visi wirausaha.